[Buku] Dahsyatnya Ibadah Haji – Menjawab kekhawatiran, Secuil Memori, dan Ilmu

Sight_2015_03_18_110410_122Yuk! Baca buku Dahsyatnya Ibadah Haji

Judul: Dahsyatnya Ibadah Haji – Catatan Perjalanan Ibadah di Makkah dan Madinah
Penulis: Abdul Cholik
Penerbit: Quanta (PT. Elex Media Komputindo)
Cetakan: 2014
Tebal: ix  + 233 hal
ISBN: 978-602-02-4810-3
Harga: Rp47.800,00

BLURP

Buku ini berisi kisah perjalanan ibadah haji penulisnya. Diawali semenjak persiapan, saat mendaftarkan diri untuk menjadi calon jemaah haji, proses manasik haji, ketika di asrama haji, maupun saat keberangkatannya. Secara sistematis dan berurutan diceritakan aktivitas selama di tanah suci, baik itu pengalaman beribadah sesuai dengan yang disyariatkan. maupun pengalaman sehari-hari yang penting untuk dicermati, hingga kepulangan kembali ke tanah air. Secara umum, dalam buku ini diceritakan tahap demi tahap pelaksanaan ibadah haji yang disertai gambar keadaan dan kegiatan yang mencakup:

  1. Ibadah thawaf, sa’i, dan tahallul
  2. Pelaksanaan wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah
  3. Menetap di Mina dan ibadah lempar jumrah
  4. Thawaf wada’
  5. Kegiatan di Madinah termasuk shalat arbain
  6. Ziarah dan rekreasi di Makkah, Madinah, dan Jeddah

Beberapa tip juga diberikan agar para calon jemaah haji mendapat tambahan ilmu pengetahuan praktis berdasarkan pengalaman penulis. Continue reading

[Movie] Stand By Me Doraemon Itu Film Anak-Anak (?)

doraemon_movie_stand_by_me_poster_japan_images_wallpaperRabu sore kemaren (17/12) saya dan anak-anak nonton film Stand By Me Doraemon. Film yang antreannya rame banget. Film yang katanya mengharuskan kita bawa tissue karena sedih banget. Ya, kata sana-sini, dikabarkan ini film terakhir Doraemon dan diceritakan Nobita berpisah dengan Doraemon.

Di awal diceritakan kalau cicit Nobita (Sewashi-san) mengunjungi kakek buyutnya (Nobita) bersama Doraemon. Nobita awalnya kaget karena tau-tau keluar 2 sosok yang gak dikenal dari laci meja belajarnya. Continue reading

[TV Show] Photo Face-Off

PFO show page banner 2Sumber

Kiri ke kanan: Jia Jun, Richard, Justin Mott, Willy Lesmana, Christy, Phuong

Ketika pertama kali saya melihat tayangan ini, yang langsung teringat adalah pendapat Mbak Dey tentang hasil sebuah foto. Ketika melihat sebuah foto yang keren, faktor mana yang paling mempengaruhi? ‘Man Behind The Gun’ atau ‘The Gun’?

Mbak Dey pernah membuat postingan yang berjudul ‘Tentang Kamera‘. Tentang perdebatannya dengan salah seorang blogger juga. Kalau Mbak Dey berpendapat ‘The Man Behind The Gun’ lah yang berpengaruh, lawan bicaranya berpihak ke ‘The Gun’. Ya, iyalah kalau sama berarti gak ada perdebatan hehehe..

Continue reading

[Movie] The Great Gatsby

Basic RGBDirector: Baz Luhrmann
Base on: The Great Gatsby by F. Scott. Fitzgerald
Starring: Leonardo Dicaprio, Carrey Mulligan, Tobey Maguire, Joel Edgerton, Isla Fisher, Elizabeth Debicki
Release: 2013

The Great Gatsby, film yang diadaptasi dari judul yang sama karya F. Scott Fitzgerald. Cerita dengan setting kota New York era 20-an, diawali dengan kisah Nick Carraway (Tobey Maguire) yang sedang menjalani rehabilitasi karena kecanduan alkohol. Berkat saran dari dokter, Nick lalu menuliskan kisahnya ketika tinggal di New York. Nick pun menulis tentang Gatsby (Leonardo Dicaprio), seorang milliuner misterius yang menjadi tetangga sekaligus sahabatnya.

Continue reading

[Movie] Gossip

GossipposterCredit

Jenis Film : Drama, Mystery, Thriller
Sutradara : Davis Guggenheim
Pemain : James Marsden, Lena Headey, Noorman Reedus, Kate Hudson, Eric Bogosian, Joshua Jackson

Cerita berawal dari 3 orang mahasiswa, yaitu Derrick Webb (James Marsden), Cathy Jones (Lena Headey), dan Travis (Norman Reedus) yang tinggal bersama, menyewa sebuah studio. Tidak hanya tinggal bersama, mereka juga sama-sama mengambil mata kuliah komunikasi – Prof. Goodwin (Eric Bogosian). Saat itu, Prof. Goodwin sedang mengajarkan tema gossip. Dan untuk tugas akhir, ketiga sahabat itu sepakat untuk membuat gossip dan melihat hasil akhirnya.

Continue reading

[Movie] Rio 2

Rio 2Credit

Jenis Film : Animasi, Comedy
Produser : Bruce Anderson, John C. Dunkin
Produksi : 20th Fox Century
Sutradara : Carlos Sadanha

Rio 2, seperti judulnya merupakan kelanjutan dari film Rio 1. Masih menceritakan tentang kehidupan Blu, burung macaw biru. Kali ini Blu diceritakan sudah menikah dengan Jewel dan memiliki 3 ekor anak.

Tinggal di sebuah flat di kota Rio membuat Blu dan keluarga terbiasa dengan suasana kehidupan serta perlengkapan perkotaan. Televisi, listrik, pancake, dan segala hal yang ada di kota sudah akrab dengan Blu dan ketiga anaknya. Hanya Jewel, sang istri, yang kadang ingin mengajarkan anak-anaknya kehidupan alam bebas.

Suatu hari mereka menonton televisi dimana Tulio dan Linda, pasangan peneliti, menduga masih ada burung macaw di hutan amazon. Jewel memutuskan mengajak keluarganya untuk pergi ke Amazon karena selama ini berpikir merekalah satu-satunya kelompok burung macaw biru yang tersisa.

Awalnya, Blu dan anak-anaknya keberatan. Walopun akhirnya menurut keinginan Jewel. Tentu aja Blu membawa segala perlengkapan modern manusia seperti GPS, tas pinggang, dan lain-lain.

Setelah menempuh perjalanan panjang menuju amazon, mereka pun akhirnya bertemu dengan kelompok besar burung macaw biru. Di sinilah masa lalu Jewel terkuak. Eduardo, pemimpin kelompok burung macaw biru adalah ayah Jewel.

Pertemuan yang mengharukan dengan putrinya yang lama menghilang, merasa terkejut sekaligus gembira karena memiliki cucu dirasakan oleh Eduardo. Tapi, Eduardo tidak langsung bisa menerima Blu sebagai menantunya apalagi melihat Blu akrab dengan barang-barang manusia.

Eduardo membenci manusia. Manusia membuat Eduardo dan kelompoknya harus menyingkir dari tempat tinggal mereka selama ini. Bahkan karena ketamakan manusia pula, Eduardo sampai harus kehilangan putrinya hingga bertahun-tahun lamanya karena tempat mereka hancur.

Tidak diterimanya Blu oleh mertua, ditambah lagi dengan rasa cemburunya ketika melihat Roberto. Burung Macaw biru jantan yang gagah dan pandai bernyanyi, teman akrab masa kecil Jewel serta menjadi anak emas Eduardo. Jewel pun menolak untuk kembali ke kota, membuat Blu memutuskan untuk kembali ke kota sendirian.

Film Rio ini bercerita tentang lingkungan hidup. Ketamakan manusia yang menggunduli hutan amazon. Aksi heroik Blu yang akhirnya bisa membuat seluruh warga hutan dan manusia (Tulio dan Linda) bersatu melawan manusia-manusia tamak. Bahkan Blu pun akhirnya bisa diterima oleh mertuanya.

Diselipkan juga cerita tentang pertandingan sepakbola untuk memperebutkan makanan antara kelompok macaw biru dan macaw merah gara-gara ulah Blu. Pertandingan sepakbola ini sebetulnya seperti iklan terselubung karena yang kita semua tahu, tahun 2014 ini pertandingan dunia sepakbola FIFA akan digelar di Brasil. Bahkan menurut rencana laga finalnya akan digelar di kota Rio De Jainero.

Jadi, gak hanya sepakbola, film ini pun sarat dengan lagu dan tarian. Sepertinya ingin memperlihatkan kemeriahan Brasil menyambut Piala Dunia 2014. Sebagai penonton tentu saja saya senang nonton film musikan seperti ini.

Masih ingat karakter Nigel, seekor burung kakaktua jahat yang menjadi musuh Blu di Rio 1? Kali ini Nigel tetap menjadi karakter jahat. Walopun sudah tidak bisa terbang, Nigel tetap berusaha memburu Blu untuk balas dendam. Namanya juga film komedi, adegan dan celotehan kocak pun mengalir di sini.

Oiya, ada 1 quote yang terus diucapkan berulang-ulang dan menjadi quote favorite saya, yaitu “Happy Life, Happy Wife”. Saking cintanya Blu dengan istrinya, walopun sempet terpikir untuk kembali ke kota sendirian, quote ini selalu dipegang oleh Blu 🙂

[TV Show] Let Me In

Acara reality show asal Korea ini sebetulnya sudah beberapa kali saya baca di berbagai blog atau web. Tapi, belum juga berhasil menarik perhatian saya untuk menonton. Satu-satunya acara Korea yang sempat saya ikuti terus adalah Korea Masterchef :p

Acara yang tayang di Channel M, sebuah channel televisi yang khusus menayangkan segala hal dari Korea, paling hanya sesekali aja saya tonton. Itupun kalau saya sedang pindah-pindah channel tv saja.

Let me in adalah reality show tentang warga Korea yang ingin melakukan operasi plastik secara gratis. Awalnya, tayangan ini hanya untuk perempuan Korea yang ingin operasi plastik saja. Tapi memasuki seri ke-3, laki-laki pun mulai bisa ikut.

Untuk kita yang ada di Indonesia, operasi plastik seperti bukan sesuatu yang lazim diungkap secara blak-blakan. Masih banyak menimbulkan pro-kontra. Tapi katanya kalau di Korea sih udah wajar yang namanya operasi plastik.

Beberapa hari lalu, entah mengapa saya menonton acara ini sampau tuntas. Dan kemudian dilanjut sampai beberapa hari berikutnya. Saya menonton acara tersebut lumayan lama.

Bukan karena saya menjadi suka dengan acara tersebut. Dan bukan juga saya penasaran seperti apa penampilan yang telah di operasi plastik *ada sih sedikit pesarannya :p* Tapi, saya penasaran sama cerita-cerita dibalik keinginan para peserta untuk operasi plastik.

Setelah saya menonton beberapa episode, saya menangkap benang merahnya adalah BULLY. Mereka yang merasa wajah dan badannya jelek, seringkali di bully oleh lingkungan bahkan keluarganya sendiri.

let-me-in

Saya pernah nonton peserta yang ini. Gak sampai tuntas sih. Peserta tersebut selalu dibully karena wajahnya yang seperti cowok. Bahkan dalam hal pekerjaan, yang mau menerima adalah pekerjaan kasar seperti kuli panggul. Yang tidak semua orang tau, di sekujur tubuhnya tumbuh bulu-bulu lebat seperti laki-laki.

Ada seorang ibu yang bercerita dulu suaminya sebelum menikah selalu datang kepadanya setiap hari, memuji dan mengajaknya menikah. Setelah menikah dan punya anak, badan ibu tersebut menjadi gemuk *kalau kata saya sih gak gemuk-gemuk amat sebenarnya.

Sejak badannya menggemuk, tiada lagi pujian dari suaminya. Yang ada malah menyindiri. Bahkan suaminya makin sering gak pulang ke rumah. Kalau pulang cuma buat naruh cucian kotor.

Anak-anaknya pun bersikap sama. Mereka seringkali menolak diantar sekolah oleh ibunya. Katanya mereka malu dengan badan ibunya yang gemuk seperti babi.

Kasus kedua adalah seorang perempuan yang badannya terus gemuk hingga overweight. Karena terus menerus di bully gara-gara gemuk, dia pun bertekad menguruskan badan dengan diet dan olahraga.

Usahanya berhasil. Badannya menjadi kurus. Hanya saja yang gak diketahui oleh banyak orang adalah dia memiliki banyak sekali kulit yang menggelambir di beberapa bagian tubuhnya.

Untuk menutupinya, dia selalu memakai pakaian tertutup bahkan saat musim panas sekalipun. Padahal teman-temannya banyak yang memakai pakaian lebih terbuka saat musim panas. Sesuatu yang gak mungkin dia lakukan karena kulit menggelambirnya akan terlihat.

Untuk kasus pertama, si ibu ditolak permintaannya oleh tim dokter Let Me In. Alasanya, untuk kasus ibu tersebut masih bisa ditangani dengan berolahraga asal ada kemauan. Sedangkan kasus kedua memang membutuhkan operasi plastik. Operasi plastik yang dilakukan tidak hanya membuang sisa kulit yang dia miliki. Tapi, operasi plastik total hingga ke wajah.

Wajah-wajah yang di operasi plastik memang menghasilkan wajah yang jauh beda dengana slinya. Menjadi cantik. Tapi, yang membuat saya miris adalah tentang bullynya itu.

Kalau saya lihat alasan-alasan mereka, bully yang mereka terima memang kejam-kejam, ih. Sampe segitunya orang ngebully seseorang yang memiliki wajah yang dianggap jelek. Dan, yang ngebully itu gak cuma 1-2 orang loh. Di berbagai lingkungan, mereka selalu dibully. Termasuk di bully oleh anak-anak mereka! Mereka bahkan dibully sejak kecil. Gak heran sih kalau mereka trauma dan merasa ingin operasi plastik.

Let Me In memang belum jadi acara favorit saya. Tapi, setidaknya acara ini bisa bikin saya berkaca dan merenung. Semoga saya gak pernah membully orang seperti itu. Apalagi mengejek fisik seseorang.

Sumber foto :

 

[Buku] Smiley Shark

smiley shark Judul : Smiley Shark – Hiu Murah Senyum
Pengarang : Ruth Galloway
Penerbit : Erlangga For Kids
ISBN : 979-781-128-

Blurp

Hiu murah senyum adalah ikan paling besar di lautan. Dia juga paling ramah dan jenaka – dan paling suka tersenyum! Tapi, mengapa ikan-ikan lain tidak mau bermain dnegannya?

Hiu murah senyum tidak mau tersenyum lagi. Sampai… senyu lebarnyalah yang mampu menyelamatkan teman-temannya

Review

Pict book setebal 32 halaman ini pernah meraih penghargaan buku anak-anak Nothingham untuk kategori pendidikan dasar pada tahun 2005.

Seperti yang tertulis di blurp, isi cerita dalam buku ini sederhana. Anak-anak juga bisa sekalian belajar berbahasa inggris karena di Indonesia, duku ini dicetak bilingual.

Moral story dari buku hiu murah senyum adalah mengajarkan anak-anak untuk tidak mudah menghakimi seseorang hanya berdasarkan dari penampilannya, Don’t judge the book by its cover.

smiley shark

[TV Show] One Born Every Minute UK

One Born In Every Minutecredit

“Chi, lo mending jangan nimbrung ke sini, deh! Nanti, lo bisa takut. Gabung sama yang lain aja,” kata salah seorang teman yang sedang asik ngobrol dengan seorang teman saya lainnya tentang pengalaman mereka melahirkan normal.

Terkesan kasar? Enggak juga, sebenarnya. Kedua teman saya itu sudah pernah melahirkan. Sedangkan saat itu, saya masih mengandung anak pertama. Mereka khawatir, kalau mendengar cerita pengalaman mereka melahirkan normal, saya akan menjadi ketakutan dan stress. Padahal yang namanya ibu hamil, kan, gak boleh stress. Jadi, saya diminta untuk bergabung dengan teman-teman lain.

Saya tetap memilih bergabung dengan mereka. Saya justru penasaran, seperti apa proses melahirkan normal. Dalam bayangan saya saat itu, membayangkan melahirkan dengan cara caesar justru lebih bikin saya stress. Walopun, akhirnya 2x melahirkan, 2x pula saya operasi caesar hehehe.

Oke, saya gak akan cerita tentang proses melahirkan yang saya alami. Saya justru ingin cerita reality show One Born Every Minute UK yang sering saya tonton di Lifetime Channel. Reality show tentang proses melahirkan gitu. Nah, kalau ada yang takut membayangkan, mendingan jangan baca postingan ini :p

Di setiap episode, biasanya ada 2 perempuan yang akan melahirkan secara normal. Ya, di reality show dari Inggris  ini, cuma menceritakan proses melahirkan normal. Kalaupun akhirnya ada yang operasi (tapi jarang banget), setelah menjalani proses normal dulu.

Sepanjang tanyangan yang di tunjukkan hanya di seputaran rumah sakit. Bahkan, di kamar yang akan melahirkan aja kebanyakan. Sesekali memang ditayangkan wawancara singkat  tentang kehidupan mereka, dari mulai jatuh cinta hingga berkeluarga. Dan, gak semuanya itu sudah terikat pernikahan. Ada juga yang hidup bersama tanpa ikatan pernikahan. Tapi, gak usah dibahas panjang tentang hal itunya, ya. Karena yang akan saya ceritakan adalah tentang proses melahirkannya.

Walopun hanya di kamar dan semua melahirkan secara normal, tapi selalu ada aja yang berbeda. Kondisi fisik setiap ibu melahirkan berbeda-beda. Ada yang terus-terusan menangis, ada yang keliatan biasa aja, malah pernah ada yang tetep full make up waktu mau melahirkan.

Cara melahirkan pun berbeda-beda. Ada yang terlentang, miring, nungging, dan lainnya. Walaupun begitu, untuk bagian-bagian privasi perempuan, semua di blur. Jadi, jangan harap bisa melihat bagian-bagian tersebut secara jelas, ya.

Mereka semua melahirkan di rumah sakit dengan peralatan yang canggih dan ditangani oleh bidan. Dan, semua bidannya perempuan yang ramah-ramah. Kalau memang terjadi sesuatu hal, dimana tidak memungkinkan untuk melahirkan normal baru diminta untuk melakukan operasi. Kalau udah masuk ruang operasi, tentu bukan bidan lagi yang menangani, tapi sudah dokter. Dan, kalau sudah masuk ruang operasi bisa ditangani oleh dokter laki-laki.

Gak cuma tentang cara melahirkan normal beserta ekspresi para perempuan yang sedang melahirkan. Para pria pun beragam karakternya ketika istri atau pasangan hidupnya sedang berjuang ternyata.

Ada yang kelihatan kalut. Mondar-mandir di lorong rumah sakit terus. Sambil ngedumel tentang kelakuan istrinya yang nangis terus. Yeeeaaayyy, itu suami gak ngerasain, sih, gimana mulesnya saat kontraksi, ya hehehe. Ada yang tenang dan tetap menemani pasangannya. Tapi, ada juga yang kelihatan cuek padahal istrinya udah nangis-nangis hihihi.

Bidan yang menangani pun ada sesi wawancara. Menceritakan kondisi, perempuan yang akan melahirkan yang sedang mereka tangani. Dan, cerita pengalaman mereka, suka duka menjadi bidan.

Bagian yang paling saya suka di setiap episode adalah ketika bayinya sudah lahir. Mau selama proses melahirkan kitanya jerit-jerit, suaminya cuek sekalipun, begitu si bayi lahir suasana berubah menjadi haru. Bahkan seorang calon ayah, yang penampilannya urakan sekalipun, bisa terlihat menitikkan air mata ketika bayinya lahir.

Saya juga ikut terbawa suasana, ketika seorang bayi lahir dengan kondisi tanpa tangisan. Suasana terlihat tegang. Saya juga ikut sedih melihat ekspresi ibu yang baru saja melahirkan tersebut terlihat sedih sangat sedih tapi gak bisa menangis. Setelah bayinya bisa menangis dengan kencang, tangisan ibu tersebut pun juga keluar. Tangisan yang lepas tapi bahagia.

Sesekali ada juga cerita sedih, mislanya bayi yang dilahirkan sangat kecil dan beberapa organ belum berkembang. Sedih lihat ekspresi orang tuanya. Kalau seperti itu biasanya akan diperlihatkan gimana perawatan selama di rumah. Dan, setelah bayinya berumur beberapa bulan.

Di salah satu episode, ada yang kasusnya mirip kayak yang saya alami. Udah pembukaan komplit, coba mengejan, tapi posisi bayi memang menyulitkan. Bidan pun menjelaskan resiko-resiko kalau tetap normal atau operasi. Hmmm… persis seperti saya. Cuma bedanya dari awal, normal atau tidak saya ditangani dokter hihihi

Menurut reality show yang satu ini gak dibuat-buat. Walopun mungkin sebelum syuting ada perjanjian-perjanjian tertentu yang harus disepakati. Tapi, untuk kejadiannya sendiri, saya yakin nyata. Rasanya, gak mungkin kalau mereka semua ada yang pura-pura hamil, pura-pura jadi bidan, dan lainnya.

Cerita kehidupan memang seringkali panjang. Tapi, buat saya selalu ada proses mengharukan dan membahagiakan di setiap kelahiran.

[Movie] Hearts On Fire

second-chancescredit

Hearts on fire atau saya harus menyebutnya Second Chances (?), karena saya sejujurnya bingung dengan judul film ini. Film yang tayang di pertengahan 2013 di Hallmark Channel Original Movies ini  diberi judul Second Chances (Pevious tittle adalah Two In). Tapi, di Lifetime Channel, filmnya berjudul Hearts On Fire.

Jalan ceritanya sama persis. Pemain utamanya pun sama, yaitu Alison Sweeney dan Greg Vaughan. Saya gak mencari tau lebih lanjut, kenapa judul filmnya bisa berbeda, karena yang penting adalah saya suka dengan filmnya. Titik! 🙂

Hearts on fire menceritakan tentang Jenny McLean (Alison Sweeney), seorang single mom, bekerja sebagai operator 911. Jenny memiliki sepasang anak, yaitu Elsie (8 tahun) dan Luke (6 tahun).

Sebagai operator 911, Jenny sering berhubungan dengan banyak orang melalui telpon. Salah satunya adalah seorang petugas pemadam kebakaran yang bernama Jeff. Awalnya, mereka tidak mengetahui nama asli masing-masing. Jenny memanggil ‘Cowboy’ untuk Jeff. Dan, Jeff memanggil Jenny itu ’23’. Mereka pun suka saling menggoda melalui telpon.

Ketika Jeff mengalami kecelakaan saat melakukan tugas, Jenny spontan datang menjenguknya sambil membawakan kue. Di situlah pertama kali mereka bertemu secara langsung. Jenny pun memberi nomor telpon melalui kertas yang bertuliskan iklan penyewaan kamar.

Jenny yang saat itu sedang kesulitan keuangan karena ada pemotongan anggaran dari kantornya, berniat untuk menyewakan salah satu kamar di rumahnya untuk mendapatkan uang tambahan. Jeff yang selama masa penyembuhan oleh dokter dilarang keras untuk naik tangga dan memanjat, terpaksa harus mencari tempat tinggal baru karena selama ini dia tinggal di lantai 3.

Jeff pun berniat untuk tinggal di rumah Jenny. Awalnya, Jenny merasa canggung. Tapi, kedua anaknya, yang menjadi penentu siapa yang boleh dan tidak menyewa kamar tersebut, langsung menyukai Jeff sejak  pertama kali bertemu.

Ketika Jenny dan Jeff belum pernah saling bertemu, hanya flirting melalui telpon, tidak ada satupun kata romantis menggoda yang gimaanaaaa gituuu.. Sebetulnya, mereka saling berkomunikasi setiap kali ada insiden. Tapi, ya, namanya kalau diem-diem udah saling suka, cuma denger suaranya aja pasti udah bisa bikin kita senyum-senyum, kan. 🙂

Setelah Jeff tinggal di rumah Jenny pun gak ada yang namanya adegan romantis seperti umumnya film percintaan. Jeff berhasil mendekati anak-anak Jenny tanpa kesan terlihat memaksa. Misalnya, menemani mereka main di halaman rumah, walopun Jeff cuma bisa sambil duduk sementara anak-anak berlarian.

Di saat Elsie, putri Jenny, sempat menolak untuk datang ke acara ulang tahun sahabatnya, Natalie, karena takut kakak Natalie akan mengganggu acara dengan mengeluarkan ular peliharaannya, Jenny pun mengizinkan Elsie untuk tidak datang. Tapi, Jeff berhasil meyakinkan Elsie untuk berani datang dengan memberi “kode-kode rahasia”.

Luke yang mendapat tugas menulis salah satu tokoh terkenal, merasa bosan kalau harus menulis tokoh terkenal yang mainstream, seperti presiden, bunda Theressa, dan beberapa tokoh lainnya. Menurutnya, terlalu biasa dna membosankan, semua orang kalau disuruh menulis tentang tokoh terkenal pasti yang ditulis tokohnya itu-itu aja. Jenny memaksa dengan alasan yang penting tugas selesai. Tapi, Jeff memberi setuju dengan Luke dan menawarkan Harry Houdini untuk ditulis. Luke pun semangat bahkan dia mendapat penialain sangat bagus dari sekolah.

Jeff dan Jenny sebetulnya mempunyai rasa trauma yang mirip-mirip. Rasa kehilangan seseorang yang amat sangat. Suami Jenny meninggalkannya begitu saja saat Elsie berusia 5 tahun dan Luke 3 tahun. Hal itu menimbulkan trauma termasuk untuk anak-anak, dan khususnya Luke yang sangat kehilangan sosok ayah. Sedangkan, Jeff yang ayahnya adalah seorang pemadam kebakaran, tewas saat Jeff berusia 10 tahun.

Seperti yang saya tulis di atas, peran kakak-beradik, Elsie dan Luke juga menggemaskan. Mereka khawatir dengan kesulitan keuangan ibunya dan memutuskan untuk mencari uang secara diam-diam. Dialog-dialog segar khas anak-anak tentang pekerjaan apa yang pas buat mereka, membuat saya senyum-senyum.

Mereka akhirnya memutuskan menjadi pembaca buku cerita di salah satu panti jompo. Awalnya, Luke menolak usul itu. Katanya, kenapa gak setel CD aja? Padahal alasan sebenarnya adalah Luke merasa belum lancar membaca hehehe.

Elsie pun bertanya ke adiknya, “Ketika kamu mesih kecil. Kamu lebih suka mendengar cerita dengan cara didongegin atau distelkan CD?” Luke lantas bilang kalau dia lebih suka didongengin. Jadi, dia pun setuju dengan saran kakaknya.

Mereka diam-diam membuat brosur sederhana. Trus, Elsie bilang kalau harus ada kata profesional di depan kata pembaca buku. Biar terkesan profesional hihihi. Malah, Elsie memutuskan untuk menulis cerita sendiri untuk dibacakan daripada membacakan buku yang sudah ada.

Para lansia pun suka sekali dibacakan cerita oleh mereka. Dengan suka rela membayar ke Elsie dan Luke. Ada bagian dimana di awal, Luke terlihat terbata-bata membacanya, dan kemudian dia menyerah. Dia pun bilang gak usah dibayar karena gak mampu membacakan cerita.

Seorang kakek yang sedang mendengarkan cerita Luke pun memberi saran kalau membaca itu sebaiknya pelan-pelan. Luke merasa kalau membaca pelan-pelan akan membuat pendengar bosan. Setelah dijelaskan kalau membaca dengan pelan justru gak akan bikin bosan, Luke pun mau membaca kembali. Lama-lama dia pun lancar membaca.

Ketika hubungan semakin dekat, gak seru, dong, kalau gak ada konfliknya. Saat Jenny sedang bertugas, dia dihubungi kalau sedang terjadi pengejaran antara pencuri kendaraan dengan polisi. Sebagai operator 911, dia harus terus berkomunikasi dengan petugas polisi. Yang kemudian salah satu petugas tersebut tabrakan dan tewas.

Kejadian tersebut bikin Jenny terkejut. Dia jadi berpikir, mempunyai pasangan dengan pekerjaan yang beresiko tinggi itu menakutkan. Dia gak ingin, seandainya ketika sudah bersama dengan Jeff, akan mendengar kabar kalau Jeff tewas. Dia gak ingin dirinya dan anak-anak trauma kedua kalinya.

“Pertama, aku sangat mengerti ketakutanmu. Tapi, yang gak bisa aku mengerti adalah… kenapa kamu membiarkan hidup dengan pikiran ‘seandainya’?” kata Jeff ketika Jenny meminta putus

Hearts on fire, ceritanya sederhana banget sebetulnya. Kisah cinta romantis tapi tanpa terlihat nafsu yang meletup-letup. Bahkan bisa juga dibilang kisah keluarga. Beberapa kali dialog tentang keluarga, terutama percakapan antara 2 kakak-beradik, Elsie dan Luke, bikin saya gemas. Kekuatan film ini ada di dialognya yang sederhana, tapi mengena bagi saya.

Diantara beberapa dialog yang saya suka adalah tentang pikiran ‘seandainya’ itu. Mak jleb! Mungkin, karena saya kadang suka begitu kali, ya. Jadi berasa juga hahaha.

Endingnya udah bisa ditebak juga, sih. Happy ennding alias jadian. Tapi, cara Jeff menyelesaikan keraguan Jeany dengan pikiran ‘seandainya’ itu. Yang namanya perempuan mikirnya suka pake perasaan, sedangkan laki-laki lebih ke logika (katanya, sih, begitu). Nah, Jeff ini bisa menyelesaikan dengan cara ‘karena wanita ingin dimengerti” hehehe.

Pokoknya, saya suka sama film ini. Makanya, reviewnya juga lumayan panjang hahaha. Dan, gara-gara film ini juga kepala saya sakit. Abis 2x kali nonton berturut-turut. Baru tidur pukul 02.30 dinihari, pagi-pagi udah harus bangun. Tapi, kalau nonton lagi, saya juga gak keberatan, kok 😀